ASAL-USUL DAN PERSEBARAN MANUSIA DI INDONESIA

| Wednesday 9 January 2013

TEORI-TEORI ASAL-USUL  MASYARAKAT DI INDONESIA

Prof. Dr. H Kern
Berpendapat bahwa bangsa  Indonesia berasal dari Asia & menyatakan bahwa bahasa-bahasa yang di gunakan di Kepulauan Indonesia, Polinesia, Melanesia, Mikronesia memiliki akar bahasa yang sama ( Bahasa Austronesia)& bangsa Indonesia berawal dari satu daerah & menggunakan bahasa Campa. Nenek moyang bangsa Indonesia menggunakan perahu bercadik menuju kepulauan Indonesia.

Robert von Heine Geldern
Berpendapat bahwa  bahasa Indonesia berasal dari Asia Tengah yang didukung penemuan artefak sebagai perwujudan budaya yang ditemukan di Indonesia mempunyai kesamaan yang ditemukan di daratan Asia.

Williem Smith
Berpendapat bahwa asal-usul bangsa Indonesia melaluiu penggunaan bahasa oleh orang-orang di Indonesia & membagi bangsa-bangsa di Asia berdasarkan bahasa yang digunakan ( bahasa Togon, bahasa Jerman, bahasa Austria ). Bangsa berbahasa Austria dibagi menjadi dua, yaitu ( bangsa berbahasa Austro Asia & bangsa berbahasa Austronesia ). Bangsa berbahasa Austronesia ini mendiami  wilayah Indonesia, Melanesia, & Polinesia.



Hogen
Berpendapat bahwa bangsa yang mendiami daerah pesisir Melayu berasal dari Sumatra. Kemudian bangsa Melayu bercampur dengan bangsa Mongol yang disebut bangsa Proto Melayu ( Melayu Tua ) & Deutro Melayu ( Melayu Muda ) . Kemudian bangsa Proto Melayu & Deutro Melayu menyebar disekitar wilayah Indonesia.

Drs. Moh Ali
Berpendapat bahwa bangsa Indonesia berasal dari daerah Yunan, Cina.Dipengaruhi bahwa bangasa Indonesia berasal dari daerah Mongolyang terdesak oleh bangsa-bangsa lebih kuat sehingga mereka pindah ke selatan termasuk Indonesia.Beliau mengemukakan bahwa leluhur orang Indonesia berasal dari hulu-hulu sungai di daratan Asia yang berdatangan secara bergelombang.

Prof. Dr Krom
Berpendapat bahwa masyarakat awal Indonesia berasal dari Cina Tengah, karena daerah tersebut banyak terdapat sumber sungai besar.

Mayundar
Berpendapat bahwa bangsa yang berbahasa Austonesia berasal dari India, lalu menyebar ke wilayah Indo-Cina terus ke daerah Indonesia & Pasifik.Teori ini didukung penelitian bahwa bahasa Austria merupakan bahasa muda di India bagian timur.

Dr. Brandes
Menyatakan bahwa suku-suku yang bermukim di kepulauan Indonesia memiliki kesamaan dengan bangsa-bangsa yang  yang bermukim di daerah-daerah membentang dari utara ( Pulau Formosa , Taiwan ), barat ( Pulau Madagaskar ), selatan ( Jawa, Bali ), timur ( tepi pantai batas Amerika ). Penelitian berdasarakan perbandingan bahasa.

Prof. Muhammad Yamin
Berpendapat bahwa orang Indonesia adalah asli dari wilayah Indonesia sendiri & meyakini bahwa ada sebagian bangsa atau suku di luar negeri berasal dari Indonesia.Diperkuat adanya temuan fosil dan artefak lebih banyak dan lengkapdi Indonesia daripada daerah lainnya di Asia.


          Proses Migrasi Proto Melayu  & Deutro Melayu
Ada pendapat menyatakan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia adalah orang-orang Melayu. Bangsa Melayu telah mendiami wilayah Indonesia bagian barat dan Semenanjung Melayu ( Malaysia ). Para ahli membagi dua bangsa Melayu, yaitu Proto Melayu ( Melayu Tua ) & Deutro Melayu ( Melayu Muda).


Proto Melayu ( Melayu Tua )
Bangsa Proto Melayu masuk melalui dua jalan ( jalan barat & timur ). Jalan barat melalui ( semenanjung Melayu, Sumatra, & menyebar ke seluruh wilayah Indonesia ), jalan timur ( Kepulauan Fillipina, Sulawesi, menyebar ke seluru wilayah Indonesia ). Bangsa Proto Melayu berkebudayaan batu muda ( Neolithikum ). Benda-bendsa buatan menggunakan batu, namun lebih halus.Kebudayaan kapak persegi di bawa melalui jalan barat, sedangkan kebudayaan kapak lonjong melalui jalan timur.Pada  perkembangan selanjutnya mereka terdesak kea rah timur karena kedatangan bangsa Deutro Melayu. Keturunan Proto Melayu berdiam di Indonesia bagian timur ( Dayak, Toraja, Mentawai, Nias,  & Papua ). Sedangkan yang bercampur dengan ras kulit hitam keturunannya terdapat ( di Sakai Siak, Kubu di Palembang & Semang di Malaka )

Deutro Melayu ( Melayu Muda )
Bangsa Deutro Melayu masuk melalui jalur barat ( Semananjung  Melayu, Sumatra, & tersebar ke wilayah Indonesia ). Bangsa Deutro Melayu sudah bisa membuat benda-benda logam ( perunggu ) lali berkembang menjadi membuat besi. Kebudayaan Melayu Muda disebut kebudayaan Dong Son. Nama Dong Son disesuaikan nama daerah disekitar Teluk Tonkin, Vietnam, yang banyak ditemukan benda-benda peninggalan dari logam Hasil-hasil kebudayaan perunggu ditemukan di Indonesia berupa kapak corong atau kapak sepatu, nekara, benjana perunggu ) yang umumnya terbuat dari cetakan ( tuangan ). Keturunan bangsa Deutro Melayu berkembang menjadi suku-suku tersendiri ( Melayu, Jawa, Sunda, Madura, Aceh, Batak, Minangkabau, dsb ) akibat dari keadaan alam Indonesia dipisahkan laut & selat. Dan setiap pulau di Indonesia memiliki karakteristik alam yang berbeda-beda. Kosakata yang lalu dipakai & masih diingat tetap digunakan, sedangkan untuk menamai benda-benda dilihat ditempat tinggal yang baru ( Indonesia ) membuat kata-kata sendiri. Budaya bangsa Deutro Melayu mampu berasimilasi dengan kebudayaan Hindu-Budha, Islam & Barat.


C. Kebudayaan Bacson-Hoabinh, Dong Son, Sa Huynh, dan India.
Kebudayaan berkembang di Asia Tenggara dalam rangka memajukan peradaban bangsa Asia Tenggara. Secara perlahan terjadi proses masuknya kebudayaan India di Asia Tenggara, khususnya Indonesia. Kebudayaan nenek moyang bangsa Indonesia adalah kebudayaan  Bacson-Hoabinh, Dong Son, Sa Huynh, Dan India.


1. Kebudayaan Bacson-Hoabinh
Kebudayaan Bacson-Hoabinh terletak di Vietnam bagian utara.Kebudayaannya berkaitan dengan masa berburu dan meramu.Peralatan hidup terbuat dari batu.Ciri kebudayaan Bacson-Hoabinh dikaitkan dengan tempat pembuatan peralatan hidup dari batudengan ciri dipangkas pada satu atau dua sisi permukaannya.

a.    Kebudayaan Bacson
Budaya Bacson berasal dari daerah Bacson, Tonkin.Kelompok orang Melanosoid menyebar di Indo-Cina dari arah utara –selatan, gelombang ke II berasimilasi dengan orang Austrolosoid. Mengembangkan budaya kapak pendek ( kapak berisi dua dan mengasah bagian tajamnya ). Kebudayaan Bacson-Hoabinh (Kebudayaan Neolthikum ) yang ada pada daerah Tonkin merupakan pusat kebudayaan Mesolithikum. Daerah Tonkin yaitu ( bangsa Papua Melanosoid, Eropaeid, Mongoloid dan Austroloid ). Zaman Neolithikum merupakan kesatuan wilayah ( budaya neolith dan perunggu ). Budaya neolith dan perunggu berkembang semula merupakan hasil budaya dari rumpun bangsa Melayuyang tersebar di kepulauan Selatan rumpun Melayu dibedakan atas tiga kelompok ( Melayu Indonesia, Melayu Melanesia, dan Polinesia ) menempati daerah kepulauan di Samudra Pasifik, Selatan, hingga Madagaskar.
b.    Kebudayaan Hoabinh
Memiliki karakter Mesolithikum dan ciri-ciri Neolithikum. Berkembang di wilayah Tonkin( daerah Hoabinh dan daerah Annam ( Tanh Hoa dan Quang-Binh ) ). Kebudayaan Bacson-Hoabinh menjadi ciri khusus adalah kebudayaan batu tengah ( Mesolithikum ). KapaK dikerjakan secara kasar dan samping kapak sudah diasah tajamnya, kapak ini disebut dengan kapak Proto Neolithikum.Budaya Hoabinh dibawa oleh bangsa Melanosoid berkulit hitam. Kedatangan mereka dibedakan atas dua gelombang ( Gelombang I dan Gelombang II ) Gelombang I terdiri dari orang berbadan pendek dan kulit sangat hitam dan mengajarkan tekhnik monofasial kepada orang Austroloid. Hasil budaya berupa pebble ( kapak Sumatra ) Gelombang II terdiri orang berperawakan lebih tinggi, kulit lebih putih, rambut berombak. Sisa kebudayaan Bacson-Hoabinh berupa kapak persegi dan kapak lonjong.Penyebaran budaya Bacson-Hoabinh melalui jalur barat dan timur. Perpindahan jalur barat ( Semenanjung Malaya-Sumatra-Jawa ). Jalur timur ( Asia-Formosa-Filipina dan Sulawesi ). Perpindahan jalur barat diikuti penebaran budaya kapak genggam  ( pebble ), sedangkan jalur timur membawa kebudayaan kapak pendek. Peralatan hidup kebudayaan Bacson-Hoabinh ditemukan di lembah sungai Bengawan Solo ( Jawa ), Lhokseumawe dan Medan. Peralatan hidup berupa batu serpih yang berubah menjadi kapak batu. Budaya Bacson-Hoabinh yang sampai di Indonesia yaitu berupa pebble dan alat tulang melalui jalanbarat, sedangkan jalan timur merupakan kebudayaan flakes.
2. Kebudayaan Dong Son
Kebudayaan ini disebut juga kebudayaan perunggu di Asia Tenggara. Hal ini dipengaruhi nama Dong Son merupakan kawasan yang berhasil ditemukan peralatan hidup terkait budaya Yunan dan berbagai tempat di Indonesia menggunakan perunggu dan nekara serta alat besi dan kubur pada zaman logam. Budaya Dong Son didukung oleh bangsa Austronesoid.Kemampuan membuat alat dari logam menunjukkan bahwa masyarakat memiliki tingkat tekhnologi cukup tinggi. Tekhnik pembuatan alat perunggu dilakukan dengan dua cara ( bivalve dan a cire perdue ). Sisa kebudayaan perunggu, dari Dong Son berupa ( bejana perunggu, nekara, kapak perunggu, arca perunggu, dan perhiasan ). Adapun perlatan hidup terbuat dari besi  meliputi mata kapak, mata sabit, mata pisau, mata pedang, cangkul, dan tongkat. Penemuan peralatan hidup dari perunggu di Indonesia pun memiliki corak Dong Son. Hal ini dapat dilihat pada nekara yang ditemukan di Sangean ( Sumba ) dan pulau Selayar ( Sulawesi )terdapat gambar gajah dan burung merak.

3. Kebudayaan Sa Huynh
Pembuatan gerabah mengalami perkembangan fungsinya ditemukan di kebudayaan Sa huynh. Budaya Sa huynh terletak di Vietnam bagian selatan. Peralatan hidup budaya Sa huynh tidak jauh berbeda dengan peralatan hidup budaya Dong Son yaitu berupa benjana kecil, gelang dan perhiasan. Budaya ini didukung oleh masyarakat yang berbahasa Austronesia yang berasal dari kepulauan Indonesi.Pendukung budaya Sa Huynh berasal dari daerah Semenanjung Malaya atau Kalimantan. Kebudayaan Sa Huynh memiliki ciri berupa penemuan kubur tempayan, jenasah ditemukan dalam tempayan atau gerabah.Gerabah ditemukan memiliki pola hias garis dan bidang-bidang yang diisi tema tepian karang, dijumpai pada peninggalan gerabah di daerah Sulawesi.

4. Kebudayaan India
Kebudayaan India bersamaan berkembangnya negeri-negeri dagang kecilserta masyarakat yang mulai mengenal tulisan dan perkembangan kerajaan-kerajaan Hindu-Budha di bagian barat Indonesia.Pengaruh budaya India cenderung lebih dalam nonfisik seperi kesustraan.Karya sastra bebahasa Sansekerta dan Tamil berkembang di Asia Tenggara termasuk Indonesia.Ada penafsiran bahwa sekitar abad ke-1 sampai dengan abad ke-5 Masehi ada pusat-pusat perdagangan di kawasan Nusantara yang dilewati pelayaran dagang.Dan akhirnya kepulauan Nusantara menjadi salah satu pusat kegiatan perdagangan yang dilakukan pedagang asing ( Cina, India, Indo-Cina, Arab, Persia, Romawi yang datang dari penjuru Eropa bagian barat ). Pengareuh India dirasakan oleh masyarakat pribumi terutama dalam bidang politik, agama serta budaya.Selanjutnya kaum agamawan mempengaruhi dalam penyebaran agamanya dengan melahirkan kerajaan-kerajaan bercorak Hindu dan Budha di Indonesia seperti Kuatai, Tarumanegara, Holing, Mataram, Sriwijaya dll.







Budaya Logam di Indonesia
Budaya logam berkembang di Indonesia memunculkan masyarakat pertukangan dengan meningkatnya kemampuan melebur bijih besi dan pembuatan alat dari logam juga memunculkan pembagian kerja.Hubungan pemenuhan kehidupan dilakukan dengan sistem barter.Adapun jenis manusia pada masa perundagian berupa manusia Austromelanosoid ( daerah Anyer Lor ), manusia Austromelanosoid tetapi ciri Mongoloid lebih nampak ( Gilimanuk ) dan Melolo.Kehidupan social ekonomi masyarakat tinggal di daerah pegunungan atau dataran rendah, tepi pantai dan dalam  lingkungan tata kehidupan yang teratur dan terpimpin.Kegiatan berburu masih dilakukan.Berternak dilakukan dengan hewan piaraan unggas, babi, kerbau, kuda, dan anjing berfungsi sebagai persediaan makan sekaligus hewan untuk upacara.Pertanian menjadi pekerjaan pokok yang disertai suasana ritual.Perdagangan lebih maju dan dalam pelayaran.Kepercayaan berupa pemujaan roh nenek moyang disertai upacara. Pelaksanaan penguburan dilakukan dengan dua cara, secara langsung ( mayat dikubur dengan diarahkan ke tempat roh nenek moyang ) dan tidak langsung ( mayat dikubur sebagai penguburan sementara ).
Zaman logam langsung masuk ke zaman perunggu, tekhnologi pada zaman perundagian mengalami perkembangan ( dengan kemampuan pelayaran, penemuan baru, peleburan, percampuran, penempaan, dan pencetakan jenis benda dari logam ). Gerabah tetap berfungsi sebagai peralatan hidup dan upacara atau bekal kubur.Perhiasan beraneka ragan dari perunggu. Sewdangkan benda lain dibuat dari bahan tulang, kerang, batu indah, dan kaca. Adapun tekhnik pembuatan alat dari logam  meliputi A cire perdue dan Bivalve.


Teknik A Cire Perdue
Pembuatan peralatan hidup dari bahan perunggu menggunakan model lilin yang bercampur dengan tanah liat menjadi benda yang akan dibuat terlebih dahulu. Pola lilin dilapisi dengan tanah liat dan diberi lubang bagian bawah, setelah dingin, yang tertinggal hanya benda yang telah jadi.

Teknik Bivalve
Pembuatan peralatan dari bahan perunggu dengan menggunakan dua cetakan ( umumnya dari batu ) yang ditangkupkan. Pada cetakan diberi lubang di bagian atas dan bawah, yang bertujuan agar dapat diberi cairan perunggu panas.Setelah dituangkan cairan ditunggu agar mongering dan dingin. Kemudian dua cetakan diangkat dan diperoleh hasil peralatan hidup  yang diinginkan.






























































































0 comments:

Post a Comment

Next Prev
▲Top▲